Alhamdulillah, tahun 1446H ini berkesempatan kembali untuk mengunjungi tanah suci . Sebulan sebelum keberangkatan, Smart Teleskop yang mungil datang sehingga dapat turut menemani perjalanan ke Tanah Suci. Dengan diameter lensa 30mm dan berat hanya 1.8kg memungkin untuk memasukkan teleskop dalam Tas Passport yang dibagikan oleh kementerian agama. Alhamdulillah, teleskop aman dan tidak mengalami hambatan saat pemeriksaan melalui X-Ray baik di Indonesia ataupun di Arab Saudi ketika kepulangan.
Membawa teleskop untuk merekam kemunculan hilal di Arab Saudi akan menjadi pengalaman pertama meskipun ini merupakan pengamatan hilal yang ketiga di Arab Saudi. Karena sedang berada di Mizfalah, maka pengamatan akan dilakukan di lokasi yang sama, Observatorium Makkah.
Menjelang pelaksanaan rukyat hilal, teleskop diujicoba untuk mengamati bulan tua pada siang hari. Hal ini Yang masih menjadi pertanyaan bagaimana teleskop dapat mengarah pada Bulan ketika bulan tidak terlihat oleh mata. Alhamdulillah, pada tanggal 25 Mei 2025 dengan melakukan manual alignment terhadap matahari, pointing ke sabit Bulan tua berhasil dilakukan dan masih berhasil dipotret. Yang menarik, pada tanggal 26 Mei 2025, sabit hilal sudah tidak berhasil diabadikan. Dari 50 citra yang diambil tidak ada satupun yang menunjukkan adanya sabit bulan tua.
Pada tanggal 29 Dzulqodah 1446H yang bertepatan dengan tanggal 27 Mei 2025, Setelah melewati pos pemeriksaan di perbatasan, kami sampai di lokasi pengamatan menjelang jam 18.00 SAST, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan teleskop karena Matahari terbenam pada pukul 18.57 SAST. Matahari terlihat gagah di birunya langit Makkah.
Di lokasi telah hadir sejumlah perukyat dari KACST-Riyard yang kemudian disusul oleh sejumlah tokoh. Setelah bersapa, memperkenalkan diri dan diperkenankan untuk bergabung melihat hilal. Peralatan yang sederhanapun disiapkan di dekat teleskop rukyat Tim Rukyat Arab Saudi yang menggunakan Mounting AZ Ioptron dan Teleskop Refractor.
Berdasar data Astronomis, ketinggian Bulan saat Matahari terbenam adalah 6deg 48min dan akan terbenam pada pukul 19:36 SAST. Sehingga rentang pengamatan hilal sekitar 30 menit. Karena diufuk terdapat sejumlah perbukitan. Prosedur pemasangan standar dilakukan, pengamatan diawali dengan mengabadikan piringan matahari dan melakukan manual alignment. Kondisi angin cukup kuat hal ini terlihat dari teleskop yang beberapa kali melakukan auto centering posisi matahari. Teleskop kemudian diarahkan ke planet Jupiter untuk menguji akurasi pointingnya. Sebuah noktah putih terang di medan pandang menunjukkan keberhasilan pointing, meskipun posisinya tidak tepat di tengah. setelah melakukan centering dan manual alignment terhadap Jupiter, Filter Matahari kembali dipasang untuk pointing ke Matahari. Matahari diperoleh di dekat center FOV. Tahap awal yang bagus. tinggal menunggu matahari terbenam di balik bukit nun jauh di ufuk barat.
setelah matahari terbenam pada Jam 18:58 SAST, Teleskop baru dipointing ke Bulan. Dengan mengatur exposure dan gain, keberadaan sabit bulan masih tidak terdeteksi di layar HP. Karena ragu apakah teleskop sudah mengarah ke Bulan, Teleskop kembali diarahkan ke Jupiter. Jupiter berada di medan pandang, meskipun tidak di tengah. setelah melakukan re-aligment manual, teleskop diarahkan ke Bulan kembali. Keberadaan sabit bulan masih tidak belum terlihat. Untuk memastikan arah pointing sudah benar, teleskop kembali pointing ke Jupiter dan Jupiter masih berapa di tengah medan pandang dan teleskop kembali pointing ke posisi hilal. Hal ini dilakukan untuk memastikan teleskop mengarah ke posisi yang dituju. Memastikan posisi pointing perlu dilakukan beberapa kali karena kekuatiran angin yang menggangu gerak ponting teleskop.

Setelah mencoba memperhatikan layar HP, Keberadaan sabit mulai dapat dikenali di layar HP pada pukul 19.19 SAST (pada ketinggian ~2.5 deg) dan informasi tersebut saya sampaikan ke Tim Rukyat yang turut hadir sambil merekam dan memotret. Dengan sedikit mengatur kontras dan brightness citra, keberadaan sabit lebih mudah dikenali. Alhamdulillah. Pengamatan diakhiri dengan sholat Magrib berjamah.
